Kalian pasti udah nggak asing dengan istilah “pacaran”, kan? Biasanya, pacaran itu diartikan sebagai hubungan romantis antara dua orang. Tapi, pernahkah kalian penasaran dari mana sih asal-usul kata “pacaran” itu?
Jadi, “pacaran” itu ternyata berasal dari kata “pacar”, yang merujuk pada daun pacar. Dalam bahasa Bugis, istilahnya adalah “pacci”. Nah, kenapa kata ini jadi identik dengan hubungan asmara?
Dulu, masyarakat Melayu punya tradisi unik. Mereka pakai pacar air (atau inai) sebagai tanda bahwa dua orang muda saling tertarik.
Biasanya, pihak cowok akan ngirim utusan untuk baca pantun di depan rumah cewek. Kalau si cewek suka dan mau melanjutkan hubungan, keluarga mereka akan saling memberikan pacar air di tangan masing-masing. Jadi, pacar air ini jadi tanda resmi mereka pacaran.
Pacar air ini biasanya bertahan selama tiga bulan. Selama waktu itu, cowok harus siap-siap untuk melamar si cewek. Kalau pacar airnya hilang dan belum ada lamaran, cewek punya hak untuk putus.
Jadi, istilah “pacaran” ini mulai dipakai di Indonesia karena pacar air jadi simbol hubungan spesial. Tapi, zaman berubah, dan pacar air digantikan dengan barang-barang yang lebih modern dan elegan, seperti perhiasan. Cincin berlian, contohnya, sering dipakai sebagai simbol komitmen di momen lamaran.